Tulisan ini aku resume  dari buku Safir Senduk yang berjudul ”Siapa Bilang Karyawan Nggak Bisa  Kaya ? ”. Aku sebagai karyawati ingin mempunyai tabungan yang cukup, tapi  terasa sulit sekali. Nafsu belanjaku masih lebih besar daripada niat  menabungku. Memang menabung itu membutuh niat yang kuat dan konsistensi  yang tinggi.
 Setelah  membaca buku ini, niat menabungku semakin meningkat, dan sekarang aku  sudah lebih baik mengontrol nafsu belanjaku. Mudah-mudahan dengan resume  ini temen-temen yang baca tulisan ini bisa ikut lebih semangat lagi  untuk menabung. Apalagi di jaman yang serba mahal seperti sekarang ini.
 Resumenya sebagai berikut :
 3 pemikiran yang harus Anda miliki sebagai seorang karyawan:
 1. Berapa pun gaji yang diberikan perusahaan kepada Anda, tidak─sekali lagi tidak─menjamin apakah Anda bisa menumpuk kekayaan.
 Berapa  pun gaji yang Anda dapat, tidak menjamin apakah Anda bisa menumpuk  kekayaan, yang menjamin adalah bagaimana cara Anda mengelola gaji  tersebut, termasuk kalau gaji itu benar memang ngepas dengan kondisi Anda sekarang.
 2.  Jangan selalu menjadikan kondisi Anda di rumah─entah Anda banyak  tanggungan, banyak utang, atau boros─sebagai alasan untuk selalu minta  naik gaji
 Perusahaan hanya akan memberi Anda gaji sesuai dengan job description Anda, bukan disesuaikan dengan situasi dan kondisi di rumah Anda. Artinya, kalau anda merasa bahwa gaji Anda koq sepertinya nggak cukup untuk membiayai keluarga Anda yang anaknya banyak, yah, itu bukan salah perusahaan Anda. Toh ketika anda menambah anak, Anda nggak minta izin dulu ‘kan ke perusahaan?
 3.  Menjadi kaya bergantung 100% pada apa yang Anda lakukan terhadap  keuangan Anda, tidak selalu pada apa yang diberikan perusahaan kepada  Anda.
 Kalau Anda mau kaya, itu semua bergantung pada apa yang Anda lakukan terhadap penghasilan dan fasilitas yang Anda dapatkan.
  
 3 TRIK UNTUK BISA MENYISIHKAN PENGHASILAN
 1. Menabunglah dimuka, jangan dibelakang.
 “Loh, nanti penghasilan saya habis dong?” begitu mungkin kata Anda. Ya biar saja, toh Anda sudah sisihkan dulu sebelum penghasilan itu dipakai, kan? “Lho, nanti uang untuk biaya hidup saya dan keluarga berkurang dong?” Hallah, kalaupun penghasilan Anda naik, toh penghasilan itu akan habis juga, kan? Jadi, sebelum habis, kenapa Anda tidak selamatkan dulu sebagian, daripada nabungnya di belakang terus habis? Ya nggak
 2. Minta tolong kantor yang memotongnya untuk Anda. 
 Pada  beberapa kasus, Anda mungkin bisa minta tolong kantor Anda untuk  memotong penghasilan Anda dan melakukan proses menabungnya buat Anda.
 3. Pakai celengan. 
 Eit,  jangan kaget, yang namanya celengan itu tidak selalu buat anak kecil,  tapi juga untuk orang dewasa. Bedanya adalah apa yang Anda celeng. Kalau  anak kecil nyeleng koin, entah seratus, lima ratus, atau seribu, Anda bisa nyeleng─katakan─lembaran dua puluh ribu rupiah. Lho,  bagaimana caranya? Gampang: setiap kali Anda mendapatkan lembaran uang  dua puluh ribu rupiah, tetapkan tekad: JANGAN PERNAH MENGGUNAKAN UANG  ITU UNTUK BELANJA. Langsung saja masukkan ke celengan.
  
 RAHASIA MENJADI KAYA SEBAGAI SEORANG KARYAWAN 
 A. Beli dan Miliki Sebanyak Mungkin Harta Produktif
 Bagaimana Melakukannya?
 1. Tentukan Harta Produktif yang ingin Anda miliki.
 2.  Tulis pos-pos Harta Produktif yang Anda inginkan tersebut di kolom  Harta Produktif. Contohnya seperti pada tabel di halaman berikut.
 3.  Segera setelah mendapatkan gaji, prioritaskan untuk memiliki pos-pos  Harta Produktif sebelum Anda membayar pengeluaran Anda yang lain. Kalau  perlu, pelajari seluk-beluk masing-masing Harta Produktif tersebut.
 
    | HARTA PRODUKTIF | HARTA KONSUMTIF | 
  | Tabungan di Bank Niaga Deposito di Bank Mandiri Reksadana Pendapatan Tetap (dari Trimegah) 
 Rencana Harta Produktif Lain: Deposito di Bank Danamon Unit Link dari Prudential Emas Koin Reksadana Saham Shcroeder Motor (disewakan ke tukang ojek dekat rumah) Bisnis Laundry (perantara saja) Bisnis Burger Edam (Franchise) | Teve Radio tape Perabot rumah Hiasan dinding (5 buah) Meja makan Handphone Sofa (3 buah) Komputer Perangkat makan Ranjang (4 buah) Perhiasan Peralatan masak Busana (banyak sekali) Kaset dan CD (banyak sekali) VCD dan DVD (banyak sekali) Setumpuk buku Rumah Mobil Kijang Motor Yamaha Tabungan di BCA (untuk belanja) | 
  
  
B. Atur Pengeluaran Anda
 Tiga hal yang harus Anda perhatikan dalam mengatur pengeluaran.
 1. Bedakan kebutuhan dan keinginan.
 2. Pilihlah prioritas terlebih dahulu.
 3. Ketahui cara yang baik dalam mengeluarkan uang untuk setiap pos pengeluaran.
  
 C. Hati-hati dengan Utang
 Tahukah Anda perbedaan ngutang dan nabung?
 Menabung  berarti bersusah-susah dulu, bersantai-santai kemudian. Artinya, Anda  bekerja keras di depan, setelah itu merasakan nikmatnya di belakang. Kalau ngutang, berarti Anda bersantai-santai dulu, baru merasakan susahnya di belakang. Sekali lagi, nabung berarti Anda bekerja keras dulu, baru mendapatkan nikmatnya di belakang, sedangkan ngutang berarti Anda menikmati nikmatnya di depan, setelah itu melakukan kerja keras.
 Kebanyakan orang Indonesia lebih senang ngutang daripada nabung. 
  
 Kapan BOLEH Berutang
 1. Ketika utang itu akan digunakan untuk sesuatu yang produktif.
 Misalnya, untuk bisnis. Bisnis jelas produktif, biarpun hasilnya kadang tidak selalu bisa langsung dinikmati. Harapannya sih , hasil bisnis bisa lebih besar dibandingkan dengan bunga dan cicilan yang Anda bayar.
 2. Ketika utang itu akan dibelikan barang yang nilainya hampir pasti akan naik.
 Contohnya,  rumah. Rumah adalah tanah dan bangunan yang berdiri di atasnya. Nilai  bangunan biasanya akan menurun dalam jangka waktu 10─15 tahun.  Sebaliknya, nilai tanah justru akan naik dari tahun ke tahun. Bahkan,  kenaikan harga tanah ini sering kali jauh lebih besar daripada penurunan  nilai bangunan. Di sini, Anda boleh berutang karena hampir bisa  dipastikan persentase kenaikan nilai rumah Anda lebih besar daripada  persentase suku bunga KPR.
 3. Ketika  Anda tidak punya cukup uang tunai untuk membeli barang-barang yang  benar-benar Anda butuhkan, walaupun nilai barang itu menurun.
 Misalnya, barang elektronik. Kulkas deh. Kulkas nilainya cenderung menurun dari tahun ke tahun. Akan tetapi, barang ini penting dan pembeliannya sering kali tidak bisa ditunda. Bahasa kerennya: urgent.  Nah, kalau tidak punya uang tunai yang cukup untuk membelinya, Anda  bisa memanfaatkan fasilitas utang yang ada di sekitar Anda.
  
 Kapan Sebaiknya TIDAK Berutang
 Ketika barang yang Anda beli nilainya menurun dan Anda punya uang untuk membelinya secara tunai. 
 Kembali ke contoh kulkas yang urgent itu. Kalau Anda memiliki uang tunai, lebih baik beli cash. Kenapa?  Membeli secara kredit akan lebih mahal dibanding kalau Anda membeli  secara tunai. Bagaimana dengan rumah? Apa harus tunai juga? Memang,  membeli rumah secara tunai akan lebih murah. Akan tetapi, khusus untuk  rumah, tidak apa-apa kalau Anda membelinya secara kredit. Berbeda dengan  kendaraan atau barang elektronik yang nilainya menurun, nilai rumah  biasanya naik sehingga kalaupun Anda membayar lebih mahal dalam bentuk  pembelian secara kredit, toh persentase kenaikan nilai rumah Anda biasanya lebih besar daripada persentase suku bunga KPR.
  
 Berikut sejumlah tip bila Anda ingin membeli sesuatu dengan cara berutang.
 1. Pilih dengan siapa Anda berutang.
 2. Ambil cicilan utang yang sesuai dengan penghasilan Anda.
 3. Perhatikan prosedur pembayaran utang Anda.
  
 Kalau sudah punya hutang 
 1. Tinjau kembali kemampuan Anda dalam membayar cicilan.
 2. Jalin hubungan dengan si pemberi utang.
 3. Kadang-kadang, tidak apa-apa melakukan gali lubang tutup lubang.
  
 D. Sisihkan untuk Pos-pos Pengeluaran di Masa Yang Akan Datang
 Ada empat alasan mengapa orang tidak mempersiapkan dana sejak sekarang untuk
 membayar pos-pos pengeluaran yang penting di masa depan.
 1. Merasa belum urgent, toh masih lama.
 2. Merasa sudah tidak perlu lagi, toh sekarang sudah punya cukup dana.
 3. Merasa sudah tidak perlu lagi, toh sekarang penghasilan saya sudah cukup besar.
 4. Pasrah. Biarkan saja hidup ini mengalir seperti air, toh nanti uangnya pasti akan datang sendiri.
  
 Pos-pos Pengeluaran di Masa Depan yang Umumnya Harus Dipersiapkan Sejak Sekarang
 1. Pendidikan Anak
 2. Pensiun
 3. Properti
 4. Bisnis
 5. Liburan dan Perjalanan Ibadah
  
  
 E. Miliki Proteksi
 Risiko-risiko yang mungkin bisa terjadi pada kehidupan Anda antara lain adalah:
 1. Kematian
 2. Kecelakaan
 3. Sakit
 4. Musibah pada rumah
 5. Musibah pada kendaraan
 6. Pemutusan Hubungan Kerja
  
 Apa yang bisa Anda Lakukan untuk memproteksi risiko-risiko tersebut? Jawabnya ada tiga, yaitu:
 1. Miliki asuransi.
 2. Miliki dana cadangan.
 3. Miliki sumber penghasilan di luar gaji yang kalau bisa didapat secara terusmenerus.
  
 “MILIKI PROTEKSI” Bagaimana melakukannya?
 1.  Miliki asuransi, entah asuransi jiwa, asuransi kesehatan, atau asuransi  kerugian. Syukur kalau dari beberapa dari jenis jasa asuransi itu sudah  dibayari oleh kantor. Kalau tidak, beli saja dengan biaya sendiri.
 2.  Miliki dana cadangan sebagai proteksi jangka pendek kalau Anda  kehilangan penghasilan dan tidak mendapatkan uang pesangon, atau kalau  uang pesangonn Anda sangat kecil.
 3.  Miliki Sumber Penghasilan Lain di Luar Gaji yang kalau bisa didapat  secara terus-menerus, sebagai proteksi jangka panjang dari gaji Anda  yang sewaktu-waktu bisa saja terancam berhenti